Pengkajian
a.
Data
umum
1)
Identitas
Nama,umur (lenih sering terjadi pada kelompok dewasa muda,
antara umur 18 sampai 40 tahun), jenis kelamin (lebih banyak pada wanita
daripada pria, pendidikan, alamat, suku bangsa, tanggal dan jam masuk RS, nomor
register, dan diagnosis medis.
2)
Keluhan
Utama
Muncul keluhan lemah pada anggota badan bahkan mengalami
spastisitas / kekejangan dan kaku otot, kerusakan penglihatan.
3)
Riwayat
Penyakit Dahulu
Biasanya klien pernah mengalami
pengakit autoimun.
4)
Riwayat
Penyakit Sekarang
Pada umunya terjadi demilinasi ireguler pada susunan saraf
pusat perier yang mengakibatkan erbagai derajat penurunan motorik, sensorik,
dan juga kognitif
5)
Riwayat
penyakit keluarga
Penyakit ini sedikit lebih banyak ditemukan di antara
keluarga yang pernah menderita penyakit tersebut, yaitu kira-kira 6-8 kali lebih
sering pada keluarga dekat.
6)
Pengkajian
psikososiospiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai
respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran
klien dalam keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam
kehidupan sehari-harinya, baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.adanyaperubahan
hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan untuk berkomunikasi akibat
gangguan bicara. Pada pola persepsi dan konsep diri, didapatkan klien merasa
tidak berdaya, tidak ada harapan,mudah marah dan tidak kooperatif.perubahan
yang terpenting pada klien dengan penyakit mutiple sclerosis adalah adanya
gangguan afek, berupa euforia. Keluhan lain yang melibatkan gangguan serebral
dapat berupa hilangnya daya ingat dan dimensia.
Pemeriksaan
Fisik
a)
Keadaan
umum
Klien dengan mutiple sclerosis umumnya tidak mengalami
penurunan kesadaran. Adanya perubahan pada tanda-tanda vital, meliputi
bradikardi, hipotensi, dan penurunan frekuensi pernapasan berhubungan dengan
bercak lesi di medula spinalis.
v
B1
(Breathing)
Pada umumnya klien dengan mutiple sclerosis tidak mengalami
gangguan pada sistem pernapasan.pada beberapa klien yang telah lama menderita mutiple
sclerosis dengan tampak dari tirah baring lama, mengalami gangguan fungsi
pernapasan. Pemeriksaan fisik yang didapat mencakup hal-hal sebagai beikut:
·
Inspeksi
umum : didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk batuk efektif,
peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot bantu napas.
·
Palpasi
: taktil premitus seimbang kanan dan kiri
·
Perkusi
: adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru
·
Auskultasi
: bunyi napas tambahan seperti napas stridor,ronkhi pada klien dengan
peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering
didapatkan pada klien dengan inaktivitas
v
B2
(Blood)
Pada umumnya klien dengan mutiple sclerosis tidak mengalami
gangguan pada sistem kardiovaskuler.akibat dari tirah baring lama dan
inaktivitas biasanya klien mengalami hipotensi postural.
v
B3
(Brain)
Pengkajian B3 (brain) merupakan pengkajian fokus atau lebih
lengkap dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya.inspeksi umum didapatkan
berbagai manifestasi akibat perubahan tingkah laku.
·
Pengkajian
tingkat kesadaran: Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis
·
Pengkajian
fungsi serebral, status mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan
yang berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan
penurunan memori, baik jangka panjang. Adanya gangguan afek berupa euforia
merupakan tanda khas pada klien mutiple sclerosis.
·
Pengkajian
saraf kranial ; pada pengkajian ini meliputi pengkajian saraf kranial I – XII.
Ø
Saraf
I
Biasanya pada klien mutiple sclerosistidak memiliki kelainan
fungsi penciuman
Ø
Saraf
II
Tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan penglihatan.
Sejumlah besar klien menderita gangguan penglihatan sebagai gejala awal. Dapat
terjadi kekaburan penglihatan, lapang pandang yang abnormal dengan bintik buta
(skotoma) baik pada salah satu maupun pada kedua matanya.salah satu mata
mungkin mengalami kebutaan total. Gangguan visual ini mungkin diakibatkan oleh
neuritis ssaraf optikus. Lesi pada batang otak yang menyerang nukleus atau
serabut traktus dari otot-otot ekstraokular dan nistagmus (gerakan osilasi bola
mata yang cepat dalam arah horizontal atau vertikal).
Ø
Saraf
III, IV dan VI
Pada beberapa kasus penyakit mutiple sclerosis biasanya
tidak ditemukan adanya kelainan pada saraf ini.
Ø
Saraf
V
Wajah simetris dan tidak ada kelainan pada saraf ini
Ø
Saraf
VII
Persepsi pengecapan dalam batas normal
Ø
Saraf
VIII
Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi
Ø
Saraf
IX dan X
Didapatkan kesulitan dalam menelan makanan yang berhubungan
dengan perubahan status kognitif (klien tidak kooperatif)
Ø
Saraf
XI
Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan tra pezius
Ø
Saraf
XII
Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak
ada fasikulasi. Indra pengecapan normal
·
Pengkajian
sistem motorik
Ø
Kelemahan
spastik anggota gerak, dengan manifestasi berbagai gejala, meliputi kelemahan anggota
pada satu sisi tubuh atau terbagi secara asimetris pada keempat anggota gerak.
Ø
Merasa
lelah dan berat pada satu tungkai, dan pada waktu berjalan terlihat jelas kaki
sebelah terseret maju, serta pengontrolan yang buruk.
Ø Klien dapat mengeluh tungkainya
seakan-akan meloncat secara spontan terutama jika klien sedang berada di tempat
tidur.
Ø Keadaan spastis yang lebih berat
disertai spasme otot yang nyeri.
·
Pengkajian
refleks
Ø Refleks tendon hiperaktif dan
refleks-refleks abnominal tidak ada
Ø Respon plantar berupa ekstensor
(tanda babinski). Tanda ini merupakan indikasi terserangnya lintasan
kortikospinal.
·
Pengkajian
sistem sensorik
Gangguan sensorik, parastesia (baal, perasaan geli, perasaan
mati rasa, atau tertusuk-tusuk jarum dan peniti). Jika lesi terdapat pada
kolumna posterior medula spinalis servikalis, fleksi leher menyebabkan sensasi
seperti syok (tanda lhermitte). Gangguan proprioseptif sering menimbulkan ataksia
sensorik dan inkoordinasi lengan. Sensai getar sering kali menghilang.
v B4 (Bladder)
Disfungsi kandung kemih. Lesi pada traktus kortokospinalis
menimbulkan gangguan pengaturan spingtersehingga timbul keraguan, frekuensi dan
urgensi yang menunjukkan berkurangnya kapasitas kandung kemih yang
spatis.selalin itu juga timbul retensi dan inkontinensia.
v B5 (Bowel)
Pemenuhan nutrisi berkurang berhubungan dengan asupan
nutrisi yang kurang karena kelemahan fisik umum dan perubahan status kognitif. Penurunan
aktivitas umum klien sering mengalami konstipasi.
v B6 (Bone)
Pada keadaan pasien mutiple sclerosisbiasanya didapatkan
adanya kesuliatan untuk beraktivitas karena kelemahan spastik anggota
gerak.kelemahan anggota gerak pada satu sisi tubuh atau terbagi secara
asimetris pada keempat anggota gerak.merasa lelah dan berat pada satu tungkai,
dan pada waktu berjalan terlihat jelas kaki yang sebelah terseret maju, dan
pengontrolan yang kurang sekali. Klien dapat mengeluh tungkainya seakan-akan
meloncat secara spontan terutama apabila ia sedang berada di tempat tidur.keadaan
spatis yang lebih berat disertai dengan spasme otot yang nyeri.